Senin, 11 April 2011

Walhi Ingatkan Pemerintah Riau Soal Ekspansi Kebun Sawit

Walhi Ingatkan Pemerintah Riau Soal Ekspansi Kebun Sawit

TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Riau memberi peringatan dini kepada pemerintah Riau, perihal ambisi Riau sebagai produsen minyak sawit terbesar di Indonesia. Pasalnya, ekspansi kebun sawit di hutan gambut justru membuat kerusakan hutan, dan menggenjot emisi karbon di Provinsi Riau.

"Pada setiap kejadian bencana asap selalu saja ditemukan titik api didalam areal konsesi perusahaan kebun. Untuk itu penting momentum satu abad ini pemerintah Riau melakukan evaluasi secara menyeluruh terkait ambisi menjadi produsen sawit terbesar," kata Direktur Walhi Riau, Hariansyah Usman kepada tribunnews.com melalui rilisnya, Sabtu (26/3/2011).

Dia menambahkan, dengan luas lahan lebih kurang 2, 8 juta hektar, hingga kini 35 persennya bahkan berkonflik dengan masyarakat setempat. 

Untuk diketahui, kelapa sawit didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor, sementara sisa benihnya ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera Utara pada tahun 1870-an. 

Pada saat yang bersamaan meningkatlah permintaan minyak nabati akibat Revolusi Industri pertengahan abad ke-19. Dari sini kemudian muncul ide membuat perkebunan kelapa sawit berdasarkan tumbuhan seleksi dari Bogor dan Deli, maka dikenallah jenis sawit "Deli Dura". Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial dengan perintisnya di Hindia Belanda adalah Adrien Halle.

Penulis: Ade Mayasanto  |   Editor: Ade Mayasanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar