Sabtu, 13 Maret 2010 | 11:11 WIB
Laporan: Ramadalius
SIAK, TRIBUNPEKANBARU.COM - Kabupaten Siak memiliki kekayaan alam
berlimpah tetapi terus mengalami kerusakan cukup parah. Hutan terus
dibabat, sehingga akan berdampak kepada generasi anak cucu di masa
mendatang.
"Untuk itu kita ingin memahami arti pentingnya pendidikan lingkungan
kepada anak-anak sekolah di Kabupaten Siak. Sehingga diharapkan setiap
sekolah di Kabupaten Siak dapat memasukkan pendidikan lingkungan dalam
kurikulum pengajaran," kata Sekretaris Komisi Perlindungan Anak
Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Siak, Ecy Novemirata, saat
sosialisasi pendidikan lingkungan kepada guru-guru bidang kesiswaan
dari lima sekolah menengah atas di Kabupaten Siak, Jumat (12/3).
Menurut Ecy Novemirita, sekitar 80 parsen wilayah Kabupaten Siak
merupakan hutan gambut berbagai bentuk. Ada yang dangkal, ada pula yang
dalam. Jika hutan terus dibabat dan Sungai Siak dicemari dengan
pembuangan sampah dan limbah industri, dipastikan hutan dan Sungai Siak
akan berdampak buruk bagi anak cucu di masa mendatang.
Melihat kondisi ini, KPAID Siak, mencoba memberikan pemahaman
pentingnya pendidikan lingkungan sejak usia dini. "Saat ini pemerintah
menggalakkan program menanam pohon, namun tidak menumbuhkan kecintaan
anak-anak terhadap arti pentingnya lingkungan itu sendiri terhadap
kelangsungan hidup manusia," ungkap Ecy.
Sosialisasi lingkungan kemarin, menghadirkan guru dari lima sekolah
menengah atas di Siak. Seperti SMKN 1 Siak, SMAN Siak, MAN Siak, SMAN
13 Siak, dan SMAN 19 Siak. Setiap sekolah mengutus dua orang guru
bidang kesiswaan.
Darwin, seorang guru SMKN I Siak, menyambut positif rencana KPAID untuk
menanamkan pendidikan berwawasan lingkungan kepada anak-anak sekolah
sejak dini. "Jika siswa sudah diajarkan pendidikan dan pemahaman
tentang lingkungan serta arti pentingnya tumbuhan dan ekologi yang
hidup d isekitarnya, maka akan timbul kecintaan anak-anak untuk terus
memelihara," ungkapnya.
Dia juga mengaku, ikut merasakan dampak penebangan hutan Riau di Kabupaten Siak
untuk tanaman sawit.
Sementara itu, Hariansyah Usman, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan
Hidup (Walhi) Riau, dalam pemaparannya kepada para guru peserta
sosialisasi mengatakan, sudah seharusnya pendidikan lingkungan
ditanamkan kepada anak-anak sejak usia dini.
"Bagaimana pendidikan lingkungan ini bisa menjadi salah satu kurikulum
pada setiap sekolah di Kabupaten Siak. Karena Walhi menilai, untuk
Provinsi Riau sangat minim sekali pendidikan lingkungan di ajarkan
kepada anak-anak sekolah di Riau," katanya.
Menurutnya, selama ini dengan tidak diajarkanya pendidikan lingkungan
seabgai salah satu materi pengajaran berbentuk kurikulum tetap,
mengindikasikan di Riau isu lingkungan belum menjadi bagian penting
dalam kehidupan masyarakat.
Walhi, kata Hariansyah, menginginkan digalakkannya pendidikan lingkungan dengan
materi-materi lingkungan lokal.
"Beri pemahaman kondisi lingkungan kepada anak-anak didik, sehingga
dengan adanya pembelajaran yang berkelanjutan dari sekolah kepada
anak-anak didik, hal ini akan menjadikan mereka paham arti pentingnya
menjaga lingkungan," pungkasnya. (han)
http://groups.yahoo.com/group/infosawit/message/6988
Tidak ada komentar:
Posting Komentar